Senin, 15 Februari 2016

Teorema Thales

TEOREMA THALES



Thales (624 – 564 SM) merupakan seorang filsuf yang lahir di kota Miletus, sebuah kota di pesisir barat Anatolia. Thales besar di antara suku Homerian yang mempercayai adanya kekuatan para dewa yang memiliki kemampuan seperti manusia. Dewa tersebut dianggap sebagai penggerak alam semesta. Namun meskipun begitu, Thales tidak pernah meyakini kepercayaan tersebut dan lebih mempercayai akal sehat dan pandangan naluri yang ia bangun dengan pemikirannya.
Pemikiran utama Thales adalah mengenai prinsip dasar dari segala sesuatu yang ada di bumi ini. Thales menyatakan bahwa hal tersebut sesungguhnya adalah air. Hal ini dikarenakan air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat stabil, dan juga tidak akan pernah habis. Selain itu juga dikarenakan bahwa air terkandung di setiap bahan makanan yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Thales pun mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Pemikiran Thales berikutnya yaitu mengenai jiwa. Menurutnya, setiap hal yang ada di muka bumi, baik benda hidup maupun benda mati, memiliki jiwa. Misalnya saja sebuah magnet yang dapat menarik atau menggerakan besi.
Selanjutnya, Thales pun semakin dikenal oleh masyarakat pada masa itu ketika Thales berhasil memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei pada tahun 585 SM. Pada saat itu, Thales mengamati laporan masyarakat Babylonia, yaitu sebuah siklus sepanjang 18 tahun 10 hari 8 jam. Beberapa masyarakat pada masa itu menduga bahwa prediksi Thales mengenai gerhana tersebut hanyalah sebuah tebakan saja. Namun beberapa masyarakat pun menduga bahwa hal tersebut bukanlah suatu tebakan semata, seperti yang diungkapkan oleh Longrigg.
Selain sebagai seorang saudagar, Thales pun sering pergi berlayar terutama ke Mesir. Di sana, Thales mempelajari ilmu ukur atau geometri. Dengan ilmu yang dipelajarinya tersebut, Thales berhasil membuat pemikiran-pemikiran dalam bidang geometri, diantaranya menentukan ukuran piramida hanya dari bayangannya saja. Hal ini pun diungkapkan oleh Hieronymus dan Pliny dalam tulisan keduanya. Tidak hanya itu, Thales pun dapat mengukur jarak suatu kapal di laut dengan tepian pantai.
Selanjutnya, pemikiran-pemikiran tersebut disempurnakan ke dalam teorema yang kemudian menjadi teorema dasar dalam bidang geometri. Adapun teorema tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
2.      Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
3.      Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama.
4.      Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
5.      Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
Semenjak Thales mengenalkan teoremanya ke masyarakat, Thales memiliki beberapa murid diantaranya Anaximander, Anaximenes, Mamercus, dan Mandryatus. Tidak hanya itu, beberapa orang pun berusaha untuk membuktikan teorema tersebut dan sekitar 450 SM, Eudemus berhasil untuk membuktikannya. Di sisi lain, Proclus mengungkapkan bahwa ada sedikit kekeliruan dalam Teorema Thales sehingga kemudian Proclus menggunakan kata “similar” atau “serupa” daripada “equal” atau “sama dengan” ketika membuktikan teorema ke-2. Hal tersebut dilakukan karena menurutnya Thales tidak memiliki cara yang tepat untuk mengukur secara pasti sudut tersebut.
Saat ini, di Indonesia khususnya, Teorema Thales pun masih diperkenalkan kepada masyarakat terutama anak-anak sekolah, khususnya anak-anak di sekolah menengah pertama. Hanya saja pengenalan yang dilakukan hanya bersifat aplikatif dimana anak-anak diajarkan untuk menggunakan rumus-rumusnya saja tanpa mengetahui tujuan penggunaannya dan juga asal usul rumus tersebut. Sesungguhnya, ada baiknya bahwa anak-anak diperkenalkan dengan cara “menemukan” daripada “diberitahu”. Dengan demikian ,anak akan lebih merasa lebih dekat serta mengetahui hal yang dipelajarinya secara mendalam, dan mungkin suatu hari nanti akan lahir sosok sehebat Thales dengan teorema-teorema baru dalam bidang matematika, khususnya geometri.

Sumber:
http://goo.gl/Kkvj3p
https://id.wikipedia.org/wiki/Thales

http://www.learn-math.info/indonesian/historyDetail.htm?id=Thales

Tidak ada komentar:

Posting Komentar