Nihilisme merupakan
suatu pandangan yang menunjukkan adanya ketidakpercayaan akan satu atau lebih
hal yang ada dalam kehidupan. Nihilisme juga didefinisikan sebagai keyakinan
bahwa semua nilai-nilai tidak berdasar dan tidak ada yang bisa diketahui atau
dikomunikasikan. Salah satu paham yang mendasar dalam nihilisme adalah paham
bahwa dunia ini tidak memiliki tujuan, terutama hidup manusia. Pandangan lain
yang berada di bawah naungan nihilisme diantaranya ketiadaan Sang Pencipta
karena tidak adanya bukti, tidak diketahuinya moral sejati, dan
ketidakmungkinan suatu etika. Pengikut nihilisme, atau biasa disebut nihilis,
mempercayai bahwa segala realitas dalam hidup manusia penuh dengan keburukan,
seperti kemiskinan dan penderitaan.
Nihilisme pertama kali
diperkenalkan oleh Ivan Turgenev. Namun, istilah ini kemudian diperkenalkan
secara lebih mendalam oleh Friedrich Nietzsche. Gagasan nihilisme Nietzsche
berusaha untuk memutuskan dan mengakhiri semua klaim tentang kebenaran
pemikiran tradisional. Menurutnya, dalam hidup manusia yang ada hanyalah
kehendak untuk berkuasa dan agama hanyalah sesuatu yang bertentangan dengan hal
tersebut. Pendapat tersebut pada akhirnya berdampak pada pembunuhan Tuhan dalam
kehidupan manusia. Pemikiran-pemikiran nihilisme juga
dikemukakan oleh penulis Jean Paul Sartre, Franz Kafka, Arbert K, Samuel B, dan
Arthur A. Penulis-penulis ini mengungkap ketidakbermaknaan kehidupan dan nihilisme
dalam bentuk cerita-cerita. Nihilisme merupakan kecenderungan baru di zaman
moderen. Pada masa yang lalu, yang ada hanyalah pesimisme. Namun, ketiadaan pun
sudah ada pada masa Yunani Kuno, dimana pada zaman tersebut, ketiadaan atau
kenihilan dilambangkan dengan nol.
Setelah
dikemukakannya paham ini, perkembangannya pun semakin meluas. Pasca revolusi
industri, dunia Barat sangat mengunggulkan ilmu dan industri layaknya Tuhan.
Namun, ketika ilmu dan industri tersebut tidak mampu untuk menyelesaikan dan
mengobati penderitaan pada saat peperangan dan perubahan ekonomi serta sosial
yang drastis, kepercahaan pada dua hal tersebut pun mulai runtuh. Bahkan
hal-hal buruk seperti bunuh diri, lari dari tanggung jawab hidup, dan memandang
hidup ini sebagai canda-gurau belaka pun terjadi. Mayoritas manusia yang hidup
di Barat tidak mengetahui mengapa dan bagaimana mesti menjalani kehidupan ini,
mereka memikirkan segala hal, kecuali hakikat kehidupan dan kedudukan manusia.
Paham
nihilisme juga memiliki kesamaan pandangan dengan beberapa paham lain, seperti
atheisme dan skeptisisme. Atheisme adalah suatu paham yang tidak mempercayai
adanya Tuhan. Sedangkan skeptisisme adalah suatu paham yang memandang segala
sesuatu secara tidak pasti.
Saat ini,
disadari atau tidak, paham ini sudah cukup banyak muncul di berbagai aspek
kehidupan manusia, tak terkecuali dunia pendidikan. Hal ini diindikasikan
dengan banyaknya anak yang tidak memiliki keinginan untuk sekolah dengan alasan
bahwa sekolah hanyalah suatu hal yang membuang waktunya. Tidak hanya itu, hal
yang lebih miris justru terjadi di salah satu negara dengan sistem pendidikan
terbaik di dunia, dimana pada setiap tahunnya selalu saja terjadi kasus siswa
yang bunuh diri karena menganggap bahwa hidupnya sia-sia jika tidak memiliki
nilai atau prestasi yang baik.
Berkembangnya
paham nihilisme diduga dikarenakan beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1.
Keraguaan akan Penciptaan
Banyak manusia di dunia ini selalu ingin mengetahui asal usul
penciptaan baik mengenai dirinya maupun ciptaan yang lain. Hal ini sungguh
sangat sulit untuk dibuktikan meskipun dengan teknologi yang canggih, karena
manusia adalah ciptaan Tuhan, zat yang tidak dapat dilihat namun pasti ada.
Meskipun demikian, tidak sedikit manusia yang masih saja tidak mempercayai hal
tersebut dan kembali mempertanyakan tujuan hidupnya, seperti para nihilis.
2.
Keraguan akan Kematian
Hakikat kematian yang tak terungkap, nampaknya cukup menarik bagi
manusia. Banyak manusia yang menganggap bahwa kehidupan yang dialaminya tidak
memiliki nilai karena pada akhirnya akan berujung kepada kematian.
3.
Ketiadaan Cita-cita dan
Ideologi
Faktor ini sebenarnya sudah cukup jelas untuk menggambarkan
nihilisme secara umum. Manusia yang tidak memiliki cita-cita maupun ideologi
atau pegangan akan menjalani hidup. Bahkan ketika manusia sudah memiliki
cita-cita, namun hal tersebut tidak dapat diraihnya dan dengan mudahnya manusia
tersebut putus asa, maka lahirlah paham nihilisme di dalam dirinya.
4.
Lingkungan Sosial
Kondisi lingkungan sosial yang tidak seimbang juga dapat menyebabkan
munculnya nihilisme, terutama pada abad kontemporer. Ketidakseimbangan yang
terjadi diantaranya adalah perubahan nilai, moral, pandangan, dan etika
masyarakat.
5.
Pendidikan
Pendidikan dapat menjadi suatu faktor yang dapat membantu manusia
terhindar dari nihilisme ataupun sebaliknya. Jika pendidikan yang diterimanya
baik, maka hal yang baik pun akan terlahir, demikian sebaliknya.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Nihilisme
http://goo.gl/YUAVFU
http://www.iep.utm.edu/nihilism/