Tulisan ini merupakan refleksi dari perkuliahan
filsafat ilmu dengan Prof. Marsigit pada tanggal 29 Desember 2015. Perkuliahan
yang dimulai pada pukul 07.30 WIB di Gedung Pascasarjana Lama. Perkuliahan ini
merupakan perkuliahan pengganti bagi perkuliahan yang sebelumnya tidak dapat
dilaksanakan karena beberapa hal. Pada pertemuan ini dilakukan sebanyak dua
sesi atau dua pertemuan dan diisi dengan tanya jawab.
Pertanyaan
pertama yaitu “bagaimana tips agar benar-benar ikhlas dari dalam hati menurut
pandangan filsafat?” Prof. Marsigit kemudian menjawab pertanyaan ini dari sisi
filsafat dan bukan dari sisi agama atau psikologi. Filsafat memang hampir
mendekati spiritual, namun bukanlah ilmu spiritual. Tips-tips untuk menggapai
keikhlasan hati sebenarnya dapat dibaca di blog Prog Marsigit dalam artikel
elegi ritual ikhlas 1 sampai 45. Menurut Prof. Marsigit, sebenarnya semua ilmu
di dunia ini memiliki guru masing-masing. Spiritual memiliki guru dan filsafat
juga memiliki guru. Guru filsafat hanya bersifat short term dan medium term
karena guru filsafat hanya memberikan pengetahuan sebatas ruang dan waktu yang
sudah ditentukan. Berbeda dengan guru spiritual yang akan memberikan
pengetahuan sampai selama-lamanya sehingga guru spiritual bersifat long term karena menuntun manusia selama
di dunia agar dapat juga selamat di akhirat. Tidak hanya manusia dan ilmunya
saja yang memiliki guru, Rasullullah juga memiliki guru, yaitu Malaikat Jibril.
Dari hal ini dapat kita lihat bahwa guru membantu manusia untuk ikhlas dalam
berpikir dan bertingkah laku atas kuasa dari Allah SWT. Prof. Marsigit
menegaskan bahwa ikhlas hati dan ikhlas pikir itu harus dilandasi dengan iman.
Maka seorang hamba yang senantiasa meminta perlindungan dan petunjuk dari
Allah, maka orang tersebut insya Allah akan dibersihkan hati dan pikirannya
sehingga dapat berpikir dan merasakan keikhlasan dalam segala sesuatu.
Keikhlasan itu hanya dapat dijelaskan hanya sekitar 20%, selebihnya tidak dapat
dijelaskan dengan kalimat apapun. Sekali saja seseorang mengatakan ikhlas maka
orang tersebut sudah tidak ikhlas lagi. Keikhlasan itu tidak meminta ketika
memberi, tidak mengharapkan lebih dan senantiasa melakukan sesuatu untuk
beribadah.
Pertanyaan
selanjutnya yaitu mengenai bagaimana filsafat memaknai kebohongan. Dalam
pandangan filsafat yang diuraikan oleh Prof. Marsigit, kebohongan adalah suatu
kejujuran yang tidak sesuai ruang dan waktunya. Kebohongan itu sebenarnya tidak
ada, sedangkan yang ada hanyalah seseorang yang mengatakan kejujuran dalam
ruang dan waktu yang tidak sesuai. Kejujuran yang tidak sesuai dengan ruang dan
waktu inilah yang dapat menyebabkan seseorang menjadi terlempar dari lingkungan
pada ruang dan waktu tersebut. Oleh karena itu, ketika ada yang berbohong di
suatu lingkungan tertentu maka ia akan dikucilkan dan tidak akan dipercayai
lagi perkataannya. Hal ini menjadikan bahwa seseorang tersebut sudah terlempar
dari lingkungan dalam ruang dan waktunya. Orang yang tidak sesuai dengan ruang
dan waktu maka orang yang bodoh. Bohong itu juga berdimensi, ada yang bohong sedikit-sedikit,
ada yang bohongnya banyak, ada bohong yang bijaksana dan lain-lain.
Selanjutnya
ada pertanyaan mengenai apa perbedaan antara berpikir biasa dan berpikir
filsafat. Prof. Marsigit menjawab bahwa berpikir filsafat itu berpikir secara
intensif dan ekstensif, artinya sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, dengan
menggunakan bahasa analog, sedangkan berpikiran biasa itu berpikir secara tidak
terstruktur. Misalnya tingkat berpikir anak-anak yang biasa-biasa saja dan
belum mampu menggunakan bahasa analog.
Pertanyaan
berikutnya yaitu “apakah jika kita hidup sesuai dengan hermeneutika hidup kita
terjamin untuk bahagia?” Dalam hidup, kita hidup harus melengkapi syarat perlu
dan syarat cukup. Lalu bagaimana untuk menggapai syarat perlu dan syarat cukup?
Caranya adalah berpikir dan mencari pengalaman, karena kedua hal tersebut
adalah guru terbaik. Selain itu, untuk menggapai kebahagiaan juga harus
disesuaikan dengan ruang dan waktunya, seperti wadah sesuai dengan isinya,
subyek sesuai dengan obyeknya, subyek sesuai dengan predikatnya, dan subyek
sesuai dengan sifatnya.
Pertanyaan
yang dilontarkan selanjutnya adalah “bagaimana kita menggapai pemikiran orang
lain?” Menurut Prof. Marsigit, jika kita ingin menggapai pemikiran orang lain
maka kita dapat menggunakan prinsip-prinsip umum berpikir atau epistemologi
atau teori berpikir. Namun semua itu tergantung pada latar belakang setiap
orang. Misalnya ada yang berlatar belakang kontemporer ada juga yang berlatar
belakang kritisism.
Selanjutnya
muncul pertanyaan mengenai bagaimana menggapai ikhtiar yang tidak dilandasi
dengan nafsu. Nafsu sesungguhnya memiliki berbagai macam pengertian dan sumber.
Namun menurut intuisi Prof. Marsigit terdapat dua macam nafsu, yaitu nafsu yang
baik dan nafsu yang buruk. Nafsu yang baik dapat dimanfaatkan sebagai motivasi
diri sendiri untuk memacu agar berikhtiar lebih baik lagi. Namun, manusia tidak
terlepas dari sisi negatif karena memang sudah kodrat manusia akan melakukan
kesalahan tanpa disadari atau tidak. Nafsu yang buruk itu yang akan membuat
manusia terpuruk sehingga berikhtiar dengan cara yang tidak sehat, misalnya
ingin menjatuhkan orang lain.
Berikutnya
seorang mahasiswa bertanya mengenai bagaimana filsafat memaknai hal-hal ghaib.
Hal-hal ghaib itu tidak dapat dijelaskan dengan kalimat. Namun hal ghaib itu
dapat dipercaya bahwa hal ghaib memang diyakini ada keberadaannya. Misalnya
seseorang percaya akan adanya hantu. Sebenar-benarnya hantu adalah subyektif.
Oleh karena itu sebagai manusia yang diberikan akal dan pikiran yang sehat,
maka kita harus melandasi dengan iman dan islam yang kuat agar dapat bertahan
dari godaan syaiton, dan untuk menumbuhkan kedua hal tersebut maka kita dapat
berdoa secara khusuk kepada Allah SWT.
Pertanyaan
terakhir yaitu “bagaimana untuk melihat potensi pada seseorang?” Menurut Prof.
Marsigit, potensi itu ada yang positif dan ada yang negatif. Potensi positif
itu dapat sebagai motivasi bagi seseorang untuk tumbuh dan berkembang positif.
Namun potensi yang negatif itu dapat membayakan seseorang karena dia dapat
tumbuh dan berkembang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melihat
potensi seseorang, maka orang tersebut harus diamati dan diarahkan agar potensi
yang berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
1xbet korean bitcoin betting site - legalbet.co.kr
BalasHapus1xbet korean bitcoin betting site. 1xbet is a well known website, it is very well known 1xbet promo code by online punters in the world, that is not one