Selasa, 29 September 2015

Wadah dan Isi - Refleksi Filsafat Ilmu


Amatilah percakapan berikut!

Aris       : "Apa kamu mengenal Newt?"
Thomas : "Ya. Dia anak laki-laki yang sedang duduk di kursi goyang itu."
Aris       : "Yang kamu sebut bukanlah Newt, tapi wadahnya. Lalu siapa sebenarnya Newt?"
Thomas : "Pemikirannya? Karyanya? Hatinya?"
Aris       : "Kalau bajunya? Handphone-nya? Apakah itu punya Newt"
Thomas : "Ya itu benar."
Aris       : "Jadi, sebenarnya siapa itu Newt?"

Percakapan tersebut merupakan ilustrasi percakapan yang terjadi di kelas filsafat pada minggu kedua. Pada saat itu, kami membicarakan mengenai apa itu wadah, apa itu isi, dan dalam filsafat, semua yang ada di dunia ini merupakan interaksi antara wadah dengan isi.

Menelisik percakapan di atas, Newt merupakan wadahnya. Lalu siapa isinya? Apakah pemikirannya? Hatinya? Karyanya? Hal-hal tersebut hanya satu dari semilyar pangkat semilyar sifat yang menjadi isi dari wadahnya. Bahkan ketika seseorang ditanya siapakah dirinya sebenarnya, dia tidak akan pernah mampu untuk mendefinisikan dirinya kepada orang lain secara total.

Maka bagaimana agar kita dapat mendefinisikan dan mengerti diri kita secara total? Jawabannya adalah hidup, karena sebenar-benarnya hidup adalah berusaha untuk mengertinya walaupun kita sadar tidak akan mampu sempurna memahaminya. Yang maha sempurna hanya Tuhan, tetapi dengan ketidaksempurnaan itulah manusia hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar